“Luruihlah jalan Payakumbuah
Babelok jalan Kayu Jati
Dima hati indak kan rusuah
Ayam den lapeh, ohoi … ayam den lapeh…”
Alunan nada Ayam den Lapeh yang sangat nostalgis dan pastinya khas Minang tersebut menyambut langkah kaki saya memasuki The Restaurant di lantai 3 The Trans Luxury Hotel Bandung. Bukan hanya Ayam den Lapeh, lagu Kambanglah Bungo dan Badindin turut mengalun di senja tersebut. Berikut pula lagu-lagu Minang lain yang khas seakan membawa saya berteleportasi ke Padang sana. Ada apakah gerangan?
Wow…ternyata mulai tanggal 10 Juni sampai 5 Juli 2016, The Trans Luxury Hotel Bandung akan mengadakan event “Babuko Basamo: Jelajah Rasa Autentik dari Ranah Minang.”
Baca Juga: Royaux Ramadhan & Paket Berbuka Puasa – GH Universal Hotel Bandung
Acara Babuko Basamo yang diadakan mulai di The Restaurant, lantai 3 The Trans Luxury Hotel Bandung ini menghadirkan paket buka puasa dengan keaslian cita rasa makanan khas Minang kepada para tamu dengan harga mulai Rp 299.000, 00 net per orang, secara all-you-can-eat.
Baca Juga : Buka Puasa Bareng Blogger Bandung di Kampoeng Preanger
Buat warga Bandung yang menggemari kuliner Minang, atau yang rindu pulang kampuang ^^, atau yang ingin berbuka puasa dengan suasana lain daripada biasanya, The Restaurant ini dapat menjawab kerinduan kalian.
“Program ini tidak hanya memberikan kelezatan masakan khas Sumatera Barat saja, tetapi juga menampilkan berbagai pengalaman autentik Minang,” ujar Farid Patria, General Manager The Trans Luxury Hotel Bandung.
Berbagai hidangan khas Minang seperti Rendang, Singgang Ikan, Itik Lado Mudo, Gulai Bagar hingga menu khas Ramadhan seperti Bubur Kampiun, Lompong Sagu dan masih banyak lagi akan disajikan langsung oleh chef-chef handal yang bertaraf internasional. Chef Nalendra, Executive Chef of The Trans Luxury Hotel, dan tim akan berkolaborasi dengan Uni Reno Andam Suri, food consultant yang telah mendedikasikan dirinya untuk menelusuri keaslian makanan Minang. Uni Reno juga adalah penulis buku Rendang Traveler: Menyingkap Bertuahnya Rendang Minang dan Legacy to the World – Minang Kabau – West Sumatra Rendang (Best Local Cuisine Book dan Best Single Subject Cookbook dalam Gourmand Awards International 2014). Beliau juga penasihat kuliner film Tabula Rasa lho… J Jadi, terbayang kan, gimana dahsyatnya citarasa yang akan disajikan di Babuko Basamo ini mengingat tangan-tangan hebat yang akan mengolahnya?
Saya sendiri terkejut mendapati betapa cepatnya saya menghabiskan satu suapan dan beralih ke suapan yang lain, dari satu hidangan ke hidangan yang lain. Saya belum pernah mencoba kuliner Minang sebelumnya, dan jujur saya sempat deg-degan karena yang terus terbayang di benak saya waktu dengar frase ‘kuliner Minang’ adalah ‘pedas’ dan ‘sangat pedas’. ^^
Kenyataannya… memang pedas kok… tetapi saya masih bisa menikmatinya (walaupun sambil meneteskan airmata, haha). Saya mendapati akan sangat membantu buat saya yang nggak suka pedas ini kalau makanan pedasnya sangat kaya akan rasa. Jadi, rasa pedas yang sampai ke lidah saya itu akan terobati oleh kayanya rasa dari bumbu atau rempah yang digunakan. Fortunately, inilah yang saya rasakan pada setiap hidangan di The Restaurant.
Hidangan yang saya coba pertama kali yang juga jadi favorit saya adalah ini: Baluit.
Entah kenapa kok saya berani nyobain belut bakar ini, padahal sebelumnya saya selalu geli mendengar kata ‘belut’. Mungkin karena hidangan ini adalah salah satu yang direkomendasikan oleh General Manager The Trans Luxury secara langsung. “Anda mesti coba Baluit ini, enak banget!” katanya.
Dan betul, saya suka kerenyahan belut bakar ini, walaupun kering, tetapi nggak alot. Renyahnya pas, rasa dagingnya lezat dan bumbunya meresap. Slurrpp… Yang bikin tambah semangat melahapnya adalah kenyataan bahwa belut ini ditangkap langsung dari sawah, bukan dari penangkaran, jadi bebas pestisida. Yummy kan? 😉
Selain itu di meja kami dihidangkan lima hidangan lain, yaitu: Gulai Talua, Krupuk Ubi Saus Padang, Ayam Lado Mudo, Rendang, Gulai Pakis Udang, berikut Sambal Lado Maco. Maco sendiri artinya teri, jadi bukan macho seperti yang saya (atau kita? ^^) pikirkan.
Yang tampak seperti otak-otak di sebelah kiri foto adalah Lompong Sagu dari Pariaman.
Bahas satu-satu ya…
Krupuk Siram alias Krupuk Ubi Saus Padang
Krupuk Siram yang disajikan sebagai makanan pembuka ini adalah kerupuk ubi yang dipadankan dengan saus Padang. Saus Padang dalam artian berasa seperti bumbu Sate Padang. Jadi, serasa makan sate Padang tapi yang dimakan bukan sate melainkan kerupuk ubi. Enak lho. Seperti biasa, yang namanya kerupuk selalu bikin nggak bisa berhenti untuk terus mencomot, mencocol, dan mengunyah…
Gulai Talua
Talua sendiri artinya telur. Yang unik dari Gulai Talua-nya Trans Luxury ini adalah telurnya dimasak dengan cara poached egg, tidak direbus seperti lazimnya telur di gulai talua orisinil. Enak, telurnya lembut dan karena berupa poached egg, nggak bikin rasa penuh di perut.
Rendang
Lalu ada Rendang, uhh…sudah nggak perlu dijelaskan lagi deh gimana rasanya. Empuk, lezat, pokoknya TOP BGT.
Ayam Lado Mudo
Ayam yang dibumbui dengan cabe hijau. Ini yang bikin saya merem-melek, pedasnya lebih menyengat daripada rendang, menurut saya. Tapi karena enak, saya terus makan saja, haha, sambil berkali-kali minta air mineral diisi ulang di gelas. Daging ayamnya sangat lunak, sama sekali nggak ada alot-alotnya, walaupun di bagian yang berserat.
Lompong Sagu Pariaman
Nah…yang unik adalah ini, Lompong Sagu Pariaman. Yup, ada kuliner dari Pariaman juga sebagai salah satu menu khas Ramadhan yang akan disajikan. Melihat bentuk dan tampilannya yang mirip otak-otak, mau nggak mau benak saya berpikir hidangan ini pasti asin. Ternyata, setelah ditunjukkan cara pembuatannya, saya melihat ada gula aren, gula pasir, dan pisang sebagai salah satu bahan. Oooowww…ternyata lompong sagu ini manis legit, saudara-saudara…
Selain makanan, seperti yang tadi sudah saya sebutkan, ada nuansa dan suasana Minang yang bisa saya alami di sini. Oya, selain event “Babuko Basamo”, The Trans Luxury Hotel juga akan mengadakan Festival Makan Bajamba pada Jumat, 24 Juni 2016 di Trans Grand Ballroom.
Festival Makan Bajamba atau yang lebih dikenal dengan Table Manner khas Minang ini merupakan tradisi perjamuan makan masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama dan menikmati hidangan-hidangan tradisional yang masing-masingnya mempunyai filosofi yang sangat dalam. Akan ada gimmick seperti story-telling tentang Tradisi Makan Bajamba, juga kesempatan untuk mengenakan aksesoris kepala khas Minang: Takulua. Buat Anda ingin mempelajari lebih dalam mengenai budaya asli Minang, juga Anda yang suka dengan pengalaman baru seperti saya, pasti nggak bakal menyesal ikut Festival Makan Bajamba ini. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi layanan reservasi dan informasi 24 jam di +62 (022) 6734 8888 atau melalui email di reservation@thetranshotel.com
Jadi… sudah nggak ragu kan untuk mencoba kuliner khas Minang? Percayalah, Anda tidak akan menyesal. You’ll get a unique and new dining experience through “Babuko Basamo: Jelajah Rasa Autentik dari Ranah Minang” dari The Trans Luxury Hotel Bandung.
Baca Juga: Buka Puasa Bersama Food Bloggers Bandung di Hilton Hotel Bandung
———
The Trans Luxury Hotel – Bandung
Jl. Gatot Subroto No. 289
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Phone:+62 22 67348888
www.thetranshotel.com
Instagram – Facebook – Twitter
Reviewed by Kathia Arhwinda @nyewkatya
Photographed by Putra Agung Agustinus @TheFoodXplorer
Aduuh aku jadi lapaaar mas Agung 😀
Hehe, selamat menunaikan ibadah puasa yah mbak Oline, Semangaatt!! 😀
Like!! Great article post.Really thank you! Really Cool.
Thanks 🙂