Terjebak Nostalgia di Kota Tua – Jakarta

Terjebak Nostalgia di Kota Tua – Jakarta

Libur paskah tahun 2018 ini saya habiskan di Jakarta, liburan sekaligus bekerja hehe. Tujuan short trip saya kali ini adalah Kota Tua Jakarta yang memang salah satu hunting list saya sedari dulu.

Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka).

Dijuluki “Permata Asia” dan “Ratu dari Timur” pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah.

Dari sekian banyak list akhirnya hanya beberapa yang kita masuki karena keterbatasan waktu. Oh iya saya dan istri datang di pagi hari sekitar jam 10 pagi, dan kondisi tidak terlalu ramai padahal di hari libur loh.

Memasuki Kota Tua kami disambut dengan atraksasi yang sangat menarik, hehe. Mulai dari Gatot Kaca, Tentara jaman perjuangan, nona-nona Belanda, dan masih banyak lainnya. Kita bisa selfie disini nih.

Salah satu yang juga menarik adalah banyak disewakan sepeda ontel dengan warna unyu, plus disediakan juga topi2-nya. Sewanya 20rb untuk 1 jam (klo ga salah yah). Kalau ga bisa naek sepeda yah foto-foto aja lah haha.

Di lapangan Fatahillah ini dikelilingi oleh beberapa bangunan kolonial Belanda. Salah satunya yang tampak masih megah adalah Museum Fatahillah atau sekarang dikenal dengan nama Museum Sejarah Jakarta. Dulunya bangunan ini adalah balai kota Batavia. Untuk masuk ke museum ini hanya perlu bayar 5rb (umum) dan 2rb (pelajar)

Penasaran dalamnya seperti apa, tunggu review terpisahnya yah 🙂 Keren banget deh.

Beberapa bangunan sekarang beralih fungsi salah satunya menjadi cafe atau restoran. Salah satunya yang paling terkenal adalah Batavia Cafe dengan sajian kuliner khas Eropa, tapi harganya lumayan mahal juga hehe. Alternatif lain adalah Kedai Seni Djakarte, Bangi Kopi, dan beberapa tempat makan lainnya disekitar area ini.

Oh iya didepan kedai Seni Djakarte ada yang menjajakan es krim seharga 5rb / 7rb (termasuk cone).

Didalam museum Fatahillah ada kantin yang menjual aneka kuliner khas tradisional Betawi, salah satunya adalah Kerak Telor. Pesen pake telur bebek agar rasanya lebih gurih. Harga satu porsinya 25rb. Kerak telor ini pada intinya adalah campuran ketan, telor, ebi dan kelapa. Sekarang sih mulai banyak lagi bermunculan pedagang kerak telor, setelah beberapa tahun lalu sempat susah carinya. Rasanya sih biasa aja, tapi yang spesial itu rasa nostalgia semasa kecil menikmati jajanan Betawi yang satu ini.

Salah satu spot keceh dan wajib di Lapangan Fatahillah adalah maskot lucu dari Asian Games 2018 – Jakarta & Palembang. Gemesin banget yah haha. Btw terdapat 2 spot disini. Dan di Terminal 3 Soekarno Hatta juga ada nih maskot unyu2 ini.

Keluar dari kawasan kota tua menuju Petak Sembilan (melewati jalan Hayam Wuruk/Gajah Mada) enaknya menyusuri dengan jalan kaki. Kita bisa melihat macam-macam pedagang kaki lima, termasuk bapak-bapak yang menawarkan jasa lukis.

Karena liburan Paskah kali ini ga cuma liburan, tapi saya juga harus meet up dengan beberapa client dan rekan kerja. Jadi cari hotel yang dekat dengan Kota Tua, dan salah satunya favorit saya adalah Santika Premiere Hayam Wuruk. Letaknya strategis banget. Dari Kota Tua bisa dicapai dengan berjalan kaki kalau niat hehe, sekitar 1,5km.

Untuk pesan kamar disini saya lakukan via Santika.com, karena selain prosesnya lebih cepat harganya pun sudah pasti yang termurah.

Untuk mekanisme pembayarannya juga lengkap, mau langsung cash di Hotel, transfer via Bank ataupun menggunakan Credit Card 🙂 Asik kan?

Banyak keuntungannya kalau kita booking via Santika.com langsung, mulai dari free breakfast, free wifi, welcome drink, dan banyak lainnya.

Di Santika.com kita juga bisa membaca review dari pengunjung yang sudah menginap disini, jadi kita bisa survei terlebih dahulu melalui experience pengunjung sebelumnya.

Kamar yang saya pesan adalah tipe Premiere dengan ruangan yang sangat spacious, terdapat sofa dan area meja kerja juga. Dan yang paling asik adalah view kota Jakarta yang keren. Oh iya tipe Premiere ini terletak di lantai 22 yang dekat banget dengan 22 Sky Lounge, milik Santika Premiere Hayam Wuruk.

Karena kita pesan dari Santika.com jadi kita bisa menikmati Free High Tea yang dimulai jam 16.00 – 20.00 dengan ditemani iringan alunan live music setiap malamnya.

Karena ada keperluan meeting siang ini tapi perutpun sudah lapar, jadi kita pesan makanan disini. Kebetulan sedang ada Indonesian Fusion untuk ala carte Bulan ini di 22 Sky Lounge.

Menu-menu fusion kuliner Indonesia dengan Internasional ini begitu menggoda, mulai dari Salmon Tekwan, Pepes Salmon, Sushi Rendang, hingga dessert dengan citarasa Es Campur.

Sajian High Tea Buffetnya juga sangat menarik dan susah untuk dilewatkan dengan perpaduan menu-menu tradisional Indonesia dan internasional. Ambiance di malam hari sangat cozy dan relaxing banget.

Santika Premiere Hayam Wuruk ini juga dekat banget dengan pusat kuliner Mangga Besar. Begitu keluar hotel kita langsung menuju salah satu hunting list saya Bakso Akiaw 99 khas Medan, ini adalah tempat makan bakso sapi yang udah legendaris, jadi rame banget, dan buka mulai sore hari. Oh iya Halal loh.

Disebelahnya kita icip-icip salah satu kwetiau legendaris di Jakarta, yak Kwetiau Akang. Hotel lainnya yang saya rekomendasikan di area ini antara lain ada Amaris Hotel Mangga Dua Square Jakarta yang terletak di Jl. Gunung Sahari Raya No.1,  Amaris Hotel Dr Susilo Grogol Jakarta terletak di Jl. Dr. Susilo Raya No. 4, dan Amaris Hotel Mangga Besar Jakarta Jl. Mangga Besar Raya No.7-11 yang lokasinya ga terlalu jauh dari Santika Premiere Hayam Wuruk ini.

Alternatif hotel-hotel ini cocok banget buat kamu yang butuh akomodasi untuk berkeliling kota Jakarta, karena rate-nya yang affordable banget.

Pokoknya liburan Paskah taun ini perut kenyang , hati senang. ^^!

Leave a Reply

Your email address will not be published.